Pada th.90 ada sepasang suami-istri  sebut saja namanya Hasan & Siti yang menikah disebuah desa kecil  didaerah Tasikmalaya – Jawa Barat tepatnya diperkampungan pesantren -  singaparna, mereka berdua adalah anak yatim-piatu yang dipertemukan  Allah SWT memang atas dasar cinta. Tapi ternyata ada hal yang lebih  penting dari itu, yaitu keduanya memiliki kesamaan ahlak & iman yang  kuat sehingga bahtera rumah tangga mereka yang berlandaskan iman &  taqwanya yg kuat thd Allah SWT membuat mereka hidup bahagia, maka  kehidupan rumah tangga mereka pun yang baru berjalan sekian tahun sudah  dikarunia sepasang anak yang lucu & cerdas, rumah mewah, mobil dan  harta yang cukup berlimpah dalam kurun waktu yang amat singkat, dan  hebatnya hampir tidak ada goncangan yang berarti pada rumah tangga  mereka.... 
singkat  kata mereka telah diberikan Allah SWT kebahagiaan Syurga  dunia…begitulah sebutan kerabat & tetangganya kepada keluarga ini,  seiring berjalannya waktu Hasan yang tampan & Siti istrinya yang  cantik jelita, mereka selalu akur, tutur kata mereka sangat lembut  kepada siapa saja, mereka juga gemar menolong sesama, intinya mereka  sangat disukai lingkungan dan membuat banyak pasangan rumahtangga  lainnya disekeliling mereka terhipnotis oleh kharisma pasangan ini,  kendati demikian mereka tiada takabur atau sombong, dan tiada lupa  bersyukur akan nikmat yang Allah berikan. 
Mereka  selalu menjaga silahturahmi kepada sanak family maupun tetangga dan  selalu ringan tangan untuk berderma kepada fakir miskin, masjid-masjid,  hingga panti-panti asuhan diseantero kota Bandung dan Jakarta, hingga  kedermawanan keluarga ini pun selalu membawa berkah & nikmat dari  Allah yang tiada putus-putusnya, hingga pada satu waktu ditahun 2000  Siti sang istri telah meninggal dunia dan Hasan pun terpukul dalam waktu  yang cukup panjang, ia tak kunjung dapat melupakan Almarhumah istri  tercintanya itu. Padahal sebagai pria mapan dewasa yang cukup tampan dan  telah memiliki beberapa perusahaan sekaligus jabatan Top Manajemen  alias Direktur disebuah Bank skala Besar dikota Bandung itu bisa saja  jika ia ingin menikah lagi dengan wanita yang lebih cantik dari  Almarhumah istrinya, karna terbukti pasca kematian Siti istri  tercintanya itu, betapa banyaknya wanita yang lebih cantik dari  almarmumah istrinya yang ingin sekali menggantikan posisi istrinya yang  telah wafat, dan kedua orang anak sholehnya pun yang telah beranjak  dewasa dan mengerti akan jiwa rapuh ayahnya sepeninggal ibundanya,  mereka selalu mendorong sang Ayah untuk segera menikah lagi agar dapat  merelakan kepergian sang Bunda 8 th yg lalu. 
Betapa  tidak, mulai dari beberapa Wanita cantik dikota Bandung yang karirnya  sudah mapan & selevel dengan Hasan hingga mahasiswi kuliahan, selalu  ingin menarik perhatian Hasan dan mencoba merebut cintanya, tetapi  Hasan tiada tergoyahkan untuk segera menikah lagi, "tidak ada yang bisa  menggantikan almarhumah bunda dihati ayah nak....." begitu selalu jawab  Hasan kepada kedua orang anaknya, Kenapa pasal..??? rupanya Ketika salah  satu ustadz pengajar dipesanren Da’arul Tauhid menanyakannya, Ternyata  duda tampan & kaya raya itu tidak bisa melupakan istrinya karna satu  hal.......
Hal  yang tidak dapat dilupakanya hingga sekarnang yaitu sebelum istrinya  meninggal dunia, ia datang menhampiri Hasan dikamarnya yg sedang  terkulai lemas karna sakit, membawa segelas air putih & obat dari  dokter untuk diminum Hasan pagi itu, kemudian Siti minta ijin untuk  melakukan shalat dhuha sendirian kepada suaminya, Ayah....kali ini Bunda  mohon ijin sholat dhuha duluan tanpa Ayah yaaa...? Karna Bunda sudah  ditunggu.....tanpa menunggu persetujuan sang suami tercinta &  menyebutkan siapa yang telah menunggunya, istrinya bergegas menuju  ruangan sholat dirumah mereka... sebab pagi itu kebetulan Hasan sedang  tidak enak badan, padahal biasanya Hasan selalu menjadi imam bagi  istrinya dalam melakukan sholat berjamaah selama bertahun-tahun lamanya,  yah benar selalu dilakukan berjamaah…mulai dari sholat lima waktu,  shalat sunnah hingga tiap tahun pergi haji bersama pun selalu mereka  lakukan dengan berjamaah. Maka tak heran kehidupan mereka pun selalu  berlimpah harta yang barokah dari Allah SWT...
satu  jam kemudian Hasan memanggil istrinya berkali-kali  Bunda......Bun....Bunda.....??? namun tiada jawaban dari ruangan  sholat...setengah curiga kemudian Hasan berjalan menghampiri istrinya  perlahan dengan setengah merintih karna dia belum pulih benar dari  sakitnya....sesampai diruang shalat, Hasan tertegun menatap sambil  menunggu istrinya yg tengah lama sujud tak bergeming dari  posisinya......beberapa menit kemudian ia tersadar apa yg telah terjadi  pada Siti, spontan ia menjerit sambil meraih tubuh istrinya  Subhanallah....Bundaaaaaa.......!!!!!!.....sesaat kemudian Hasan menagis  seraya mengucap.....InnaLillahi Wa Innalillahi  Rojiuuunnnn.......AllahuAkbar....Bundaaaaaa......Hasan menangis  sejadi-jadinya......hingga tak lama kemudian kedua putra-putrinya, supir  & para pembantunya datang berhamburan melihat apa yg terjadi  diruangan shalat.....dan setelah menyadari apayang terjadi mereka pun  ikut menagisi kepergian Siti yg tengah terkulai kaku dengan tasbih yg  masih digenggamnya dengan erat dan senyum manis dibibirnya........dan  ditengah kesedihan yg dalam saat itu, seumur hidupnya Hasan benar-benar  terpukau dengan kecantikan istrinya dipagi itu......Sungguh ia &  kedua anaknya memeluk istrinya dengan erat seraya berbisik ditelinga  Siti......Demi Allah Bunda...Ayah sangat mencintaimu Bunda...tapi  rupanya cinta Allah lebih besar lagi kepadamu.....hingga akhirnya Dia  menjemputmu pagi ini dengan cara seperti ini......Subhanallah....Selamat  Jalan istriku......selamat bertemu dengan-Nya.....tunggu kami bertiga  disana yaa sayang.......kedua anaknya pun menangisi kepergian  Siti....Bundaaaaa......Jangan Tinggalkan kami Buuuuunnnnnn..........Ayah  bangunkan bunda yah......Sungguh benar-benar kejadian yg sangat  mengharukan sekali dihari jumat pagi itu......
dan  begitulah...rupanya memang shalat dhuha yang dilakukan Siti dipagi itu  adalah shalat dhuha untuk yang terakhir kalinya…ya benar untuk yang  terakhir kalinya........ Siti tidak bangun & beranjak lagi dari  sujudnya yang terakhir…karna malaikat maut telah menjemputnya dihari  jumat pagi itu...
Subhanallah…Sungguh  kematian yang sangat indah dan khusnul khotimah….kematian yg sangat  diinginkan setiap hamba Allah yg bertaqwa.....begitulah kurang lebih  komentar beberapa ustadz ditempat tinggal mereka saat prosesi pemakaman  berlangsung.....
***
Pembaca yang budiman, 
kisah  nyata Hasan & Istrinya ini mungkin hanya ada satu-dua saja dizaman  ini dari ratusan pasangan rumahtangga dizaman ini, sebab diakui atau  tidak, pasangan rumahtangga dijaman ini hanya sedikit yang berlandaskan  iman & taqwa kepada Allah. Betapa tidak, dijaman poligami yg sedang  ngetrend akhir-akhir ini, Hasan justru dapat mempertahankan cintanya  pada sang istri, padahal jika saja ia mau, dengan ketampanannya,  kekayaan yg berlimpah dan jabatan yg tinggi, jika seorang Hasan tidak  memiliki keteguhan Iman & Taqwa yang baik, mungkin telah lama ia  lupakan kesetiaannya pada sang istri selagi masih hidup, apalagi kini  sudah ditinggal mati oleh istrinya. Coba lihat disekeliling kita seperti  perselingkuhan yang marak terjadi dizaman ini, percekcokan rumah  tangga, perceraian, poligami dsb….namun jangan lupa sahabat!! seorang  Hasan pun tak mungkin memiliki kesetiaan yang begitu hebat jika  Almarhumah istrinya semasa hidup tidak bisa menjadi istri yg soleha, dan  tidak dapat mengimbangi Suaminya dalam ketaqwaanya kepada Allah SWT....  bisa jadi mungkin hal tsb tidak akan terjadi. Bukankah umur kita hanya  Allah yang tau??? Maka sekali lagi makna yg dapat dipetik dari kisah  nyata ini adalah, perbaikilah dulu Iman & Taqwa kita pada Allah SWT,  maka kelak Allah SWT berikan kelapangan hidup dalam rumah tangga kita  didunia maupun diakhirat kelak….seperti firman Allah didalam Alqurán :
”Pada  Jalan-Ku lah kebahagiaan hambaku berada, dan pada jalan-Ku lah  ketenangan hendaknya manusia cari, Sesungguhnya kami menunjukan jalan  kepada manusia – jalan yang lurus, adakalanya dia bersyukur dengan  mengikuti jalan itu, dan adakalanya dia kufur, dengan menolak jalan  itu…” ( QS. Al-Insan; 3 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar