Ku sibak hati ku yang keruh, langit mata begitu sembab karena semalaman hujan air mata tak henti mengguyur pelataran hati ku. Gorden dan tirai hati yang diterpa angin pagi tak kuasa menebus perih luka ku. Kekosongan yang merintih tertatih di ujung Juni yang sepi. Ku sadari semua telah hancur, remuk dan berkeping tanpa bentuk. Sekeras apapun aku menahan mu, sekuat apapun aku mengikat mu, kau tetap pergi meninggalkan ku…
Tak ada tanda ataupun firasat, semua serba mendadak dan tiba-tiba, keputusan ini membuat aku shok hebat. Sungguh aku tak percaya kau begitu tega meninggalkan aku. Walau aku tahu, keputusan ini pun bukan mau mu tapi apa daya suratan takdir telah bercerita dengan scenario dari sang Sutradara Maha Tahu. Ending cerita cinta kita tamat sampai episode Juni 2010. Sumpah, aku kira kau hanya minta break sebentar karena lelah, kau butuh ruang untuk menata hati mu, menenangkan pikiran mu karena pertengkaran kita seminggu yang lalu. Sehingga terkuak rahasia besar mu yang kau tutupi dari ku selama ini.
***
Malam ditengah hujan deras kau meminta pulang, aku meminta mu bertahan sampai hujan reda, tapi kau bersikeras harus cepat pulang, takut mama dan papa mu marah. Sudah ku jelaskan aku akan mengantarkan mu sampai rumah dan menanggung kemarahan orang tua mu, tapi kita jangan pulang sekarang, hujan masih membara memandikan bumi. Iringan air langit dengan pantulan kilatan kamera langit bersahutan dengan dentuman halilintar. Kau acuhkan, kau malah marah dan bilang aku tidak kasihan dan tidak mengerti perasaan mu, kau menyetop taxi dengan aura muka mu yang pucat dan menembus kebekuan jalan yang sepi, meninggalkan aku yang ikut kuyup mengejar menahan kenekatan mu.
Malam itu aku tak bisa meminang lelap dan mencumbui mimpi, hatiku dilipur lara dan rasa bersalah sekaligus marah, aku tak mengerti. Kenapa kau tiba-tiba marah hanya kerena masalah sepele. Baru saja kita menikmati makan malam sejam yang lalu begitu romantis di café Amour. Handphone mu sekarang mendadak sibuk dan susah ku hubungi. Berkali-kali aku mengcobanya, sms permohonan maaf dari ku tak jua kau jawab. Aku kalah telak dalam menaklukan perasaan ku yang berkecamuk. Aku resah sepanjang malam sampai pagi mengetuk pelupuk mata ku.
Jelita masuk rumah sakit, dalam keadan kritis di ruang ICU. Itu pesan singkat dari Kak Andre, abang kebanggaan mu.
***
Ku bergegas dengan segala nafas yang tak beraturan, ku susun langkah ku begitu cepat, Aku turun dari Taxi yang terjebak macet, aku berlari sekencang angin, aku tak perduli semua mata menatap ku keheranan, aku terus berlari mengejar kesempatan, aku takut kehilangan moment terakhir bersama mu. Keringat mengguyur tubuh ku begitu deras. Kepala ku mendadak berat.
Aku dapati diri mu yang tergolek lemah, muka mu begitu pucat. Selang berseliwuran di tangan dan muka mu, aku hanya bisa menatap mu di balik kaca. Kau masih terlelap karena pengaruh obat.
Mama, Papa dan Kak Andre semuanya masih setia menunggu mu bangun, mereka kelihatan letih karena mungkin semalam kurang tidur.
Seharian aku menunggu mu bangun, tapi kau masih setia di timang lelap. Hanya detak jantung mu yang terbaca di monitor itu yang menggambarkan keadaan mu. Pegangan tangan ku yang hangat dan bisikan kalimat cinta dari ku tak jua mampu meluluhkan keangkuhan sang kangker otak berkomplotan dengan sang raja tidur meminang mu. Kau masih terdiam dengan dunia mu sendiri.
***
Masih ku tak percaya ini nyata, ku berharap ini hanya sebuah mimpi. Tapi suara Kak Andre dengan isak yang tertahan, mengkhabarkan aku bahwa kau telah pergi dan tak akan mengeceup wangi dunia lagi, semua telah berakhir pukul satu dini hari.
Andai aku tahu ini malam terakhir kita, aku tidak akan beranjak dari sisi mu sedikitpun, aku akan menjaga mu sampai detik terakir mu, tapi semalam gejala bahwa kau akan sehat terpancar dari raut mu dan kata-kata mu begitu meyakinkan ku untuk datang lagi menjengkuk mu besok.
Kau begitu pandai menyimpan dan menyembunyikan semua ini, merahasiakannya rapat-rapat, selama ini aku terlalu terbuai dengan semua kecerian yang selalu kau hadirkan. Taburan manja yang kadang kau selipkan kedewasaan membuat aku begitu merasa nyaman disamping mu. Kau selalu menapaki hari mu tanpa beban. Tapi ternyata kau begitu rapuh dan ringkih. Kau menyimpan rapi rahasia besar mu.
***
Kau kini meninggalkan aku, meninggalkan sunyi yang tak menepi, meninggalkan rindu yang sesakan dada, Meninggalkan asa dan harap ku yang tercabik. Semua porak poranda, rata dengan tanah pembaringan mu. Tak mampu ku lerai hati ku merintih, mengoyahkan semua kekuatan ku, aku luluh di ujung kepayahan ku menahan perih, bendungan air mata ku lagi-lagi jebol, langit-langit mata ku menguyur pusara tempat pembaringan terakhir mu.
***
Aku kembali melihat slide demi slide foto kita dihandpone ku, berbagai gaya dan pose memperlihatkan mu begitu bahagia. Tak ada gurat dan raut luka membalut paras cantik mu. Dan aku menatap foto terakhir mu diakhir bulan mei kemarin, Kau begitu sempurna dengan jepitan rambut kupu-kupu biru berbaur pink. Senyum begitu hidup dengan binar mata mu yang seolah bercerita kau bahagia.
Seperti ada request khusus dari mu, lagu kesukaan mu mengalun lembut dari sebuah saluran radio pagi ini. sarapan pagi yang mengiris hati ku, menguak luka dan dalamnya rindu akan hadir mu, kau begitu nyata disetiap sudut kamar ku. Lantunan suara Wisnu dan Shereen masih terus mengalun,
Inilah aku apa adanya
Yang ingin membuatmu bahagia
Maafkan bila ku tak sempurna
Sesempurna cintaku padamu
Biasanya tanpa sungkan dan tanpa malu kau bergaya ala penyayi professional bernyanyi dihapadan ku dengan mimik penuh menghayati kata demi kata di lirik lagu ini. ini lagu kesukaan mu, menjadi lagu kesukaan ku juga akhirnya karena sering mendengarkan mu menyayikannya, bahkan menjadi RBT kesayangan mu.
***
Selamat Jalan Sayang, Selamat jalan Jelita pujaan ku…
Semoga kau terlelap tenang dalam pelukan Sang Maha Pencipta…
Disini aku masih mencoba mengikhlaskan kepergian mu sayang…
Mencoba berdamai dengan takdir cinta kita…
“I love you forever, you always in my heart”
Indah beningnya senyum ketara oleh air mata bagai kaca arti tulasanmu.....
BalasHapusaq suku...